Apa itu NRW?
Non Revenue Water (NRW) diistilahkan dengan Air Tidak Berekening (ATR) adalah volume air terdistribusi yang tidak dapat direkeningkan (diuangkan). NRW merupakan jumlah dari Konsumsi Resmi Tak Berekening dengan Kehilangan Air. Air dianggap hilang meski bukan arti sebenarnya karena ATR bisa terjadi karena Kebocoran Air Fisik (kebocoran air dari jaringan pipa) dan Kebocoran Air Non-Fisik (komersial).
NRW secara lebih jelas dapat dilihat pada Tabel Neraca Air di bawah ini:
INPUT SISTEM |
KONSUMSI RESMI |
KONSUMSI RESMI BEREKENING |
BERMETER BEREKENING |
AIR BEREKENING |
TAK BERMETER BEREKENING |
||||
KONSUMSI RESMI TAK BEREKENING |
BERMETER TAK BEREKENING |
NRW | ||
TAK BERMETER TAK BEREKENING |
||||
KEHILANGAN AIR |
KEBOCORAN NON FISIK |
KONSUMSI TAK RESMI |
||
METER TAK AKURAT DAN KESALAHAN DATA |
||||
KEBOCORAN FISIK |
||||
KEBOCORAN PADA PERPIPAAN DAN PERALATAN |
||||
KEBOCORAN PADA PIPA DINAS SAMPAI METER PELANGGAN |
||||
LUAPAN TANGKI DAN RESERVOIR |
Konsumsi Resmi Tak Berekening
Dalam pelayanan air minum yang dikelola oleh BUMD Air Minum (PDAM) terdapat distribusi air yang sifatnya resmi namun sering tidak berekening. Kategori ini dibagi menjadi dua yaitu Tidak Bermeter Tidak Berekening dan Bermeter Tidak Berekening. Contoh kasus kategori Tidak Bermeter Tidak Berekening adalah penggunaan air untuk keperluan siram taman, kolam taman dan fire hidrant. Sedangkan untuk kategori Bermeter Tidak Berekening seperti Kantor Pemerintahan atau Kantor PDAM itu sendiri. Namun contoh tersebut tidak selalu sama di setiap PDAM.
Kebocoran Fisik
Kebocoran fisik/kehilangan air fisik merupakan kehilangan air yang disebabkan oleh keluarnya air dari sistem jaringan perpipaan
Kebocoran Non Fisik
Kebocoran non fisik/ kebocoran kemersial merupakan kehilangan air yang disebabkan oleh kesalahan administrasi seperti kesalahan pembacaan stand meter air, kesalahan input volume air ke sistem
Mengapa NRW Menjadi Masalah?
- Kebocoran fisik akan berdampak kepada penurunan tekanan aliran di dalam jaringan pipa
- Kehilangan air, menyebabkan volume air distribusi menurun mengakibatkan pelayanan tidak kontinu (tidak 24 jam)
- Kehilangan air, menyebabkan volume air distribusi menurun sehingga tidak mampu menambah pelanggan (cakupan leyanan rendah)
- Pendapatan dari penjualan air berkurang
Bagaimana cara menentukan tingkat NRW/ATR
Secara singkat NRW atau ATR umumnya di Indonesia diukur dengan satuan Persentase (%) meski ada pengukuran tingkat NRW dengan metode lain seperti Infrastructure Leakage Index (ILI) yang khusus mengukur tingkat kehilangan air fisik.
Secara sederhana menentukan tingat NRW disimulasikan seperti berikut:
Volume air yang terdistribusi pada suatu daerah pelayanan perbulan adalah sebesar 90.000 M3 dengan tarif air rata-rata Rp.3.000/M3 dengan ini seharusnya pendapatan PDAM sebesar Rp.270.000.000 saat dilakukan pencatatan pemakaian air oleh operator dan direkeningkan ternyata pendapatan hanya Rp.81.000.000 atau hanya 63.000 M3. Sehingga ada selisih volume air 27.000 maka terdapat NRW sebesar 27.000 M3 / 90.000 M3 x 100% = 30%
Dalam hal ini kita belum tahu, apakah terjadi kebocoran fisik atau kebocoran non fisik, untuk mengetauinya, maka perlu dilakukan Audit Air.
Posting Komentar untuk "Mengenal Non Revenue Water (Air Tidak Berekening)"
Jangan melakukan spam, memberi link, dan menggunakan kata kotor